Kemegahan dan kemegahan Park Guell di Barcelona sungguh menakjubkan. Namun, sedikit lebih dari seabad yang lalu, wilayah ini dibangun untuk tujuan yang sama sekali berbeda.
Pada tahun 1860, tembok kota diruntuhkan dan kota Barcelona memasuki periode pertumbuhan industri dan budaya yang pesat. Pada paruh kedua abad ke-19, Barcelona terus berkembang, mencakup tidak hanya borjuasi di pusat kota, tetapi juga kaum miskin di bekas pinggiran industri. Kota yang berkembang pesat seperti itu membutuhkan bahasa baru ekspresi budaya, yang berkontribusi pada popularitas modernisme Catalan dan berkembangnya karya Antoni Gaudí.
Deputi dan senator majelis legislatif provinsi Catalonia, Eusebi Guell, menarik perhatian arsitek muda brilian Gaudí pada tahun 1878, dan sejak itu mereka telah terikat oleh persahabatan sejati. Pada tahun 1901, Güell menugaskan Gaudí untuk merancang bukan taman kota, tetapi kota taman perumahan nyata yang ditujukan khusus untuk orang-orang terkaya di Barcelona. Desa itu bernama Park Güell. Patut dicatat bahwa dalam bahasa Catalan kata "Taman" dieja sebagai "Parc", tetapi Guell mengambil ide dari kawasan perumahan elit dari Inggris, sehingga taman tersebut mendapatkan nama bahasa Inggrisnya.
Untuk pelaksanaan proyek tersebut, dibeli lahan seluas 15 hektare. Posisi geografis desa tampak ideal: dari ketinggian gunung tempat pembangunan dilakukan, pemandangan seluruh Barcelona dan Laut Mediterania yang megah terbuka, dan angin sepoi-sepoi yang konstan berjalan di sepanjang puncak gunung membuat mungkin untuk menahan panas Spanyol. Medannya sangat lega, sehingga proyek direncanakan menggunakan beberapa tangga, jalan setapak, dan jembatan. Tetapi rencana Guell dan Gaudi jauh melampaui pemecahan masalah praktis: mereka bermimpi tidak hanya tentang kenyamanan rumah-rumah elit masa depan, tetapi juga tentang perpaduan arsitektur dengan alam dan Tuhan. Simbolisme agama Park Güell dipelajari hingga hari ini.
Jaringan transportasi pada awal abad ke-20 masih terbelakang, tidak ada yang ingin pindah ke desa yang begitu jauh dari pusat Barcelona, dan gagasan tentang desa perumahan elit tidak cukup dihargai oleh orang-orang sezaman. Dari 62 kavling yang ditawarkan, hanya dua yang terjual. Satu rumah dibeli oleh pengacara M. Trias-i-Domenech, teman Gaudí. Rumah kedua dibeli oleh Gaudi sendiri, di mana dia tinggal bahkan setelah penutupan proyek, hingga tahun 1925. Rumah ketiga dibangun sebagai model untuk pembeli masa depan, tetapi didesain ulang oleh Guell pada tahun 1910 sebagai tempat tinggalnya sendiri.
Kurangnya pembeli membuat proyek yang direncanakan tidak dapat dilaksanakan. Pada tahun 1914, Guell memutuskan untuk menghentikan pembangunan. Pada tahun 1918, Eusebi Güell meninggal, dan ahli warisnya, yang tidak mampu memelihara taman sendiri, menawarkan taman tersebut kepada pemerintah Barcelona, yang mengambil alih pada tahun 1922. Setelah hanya empat tahun, Park Güell dibuka untuk pengunjung sebagai taman kota. Park Güell termasuk dalam daftar UNESCO situs warisan budaya umat manusia. Pada Oktober 2013, pintu masuk ke bagian kota taman menjadi berbayar.
Ketiga rumah yang dibangun di Par Güell bertahan hingga hari ini. Rumah Trias y Domenech masih menjadi milik keluarganya, rumah Güell diubah menjadi sekolah perkotaan, dan rumah Gaudí terbuka untuk pengunjung sebagai museum.